“MENGUJI
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN”
Laporan Praktikum
Oleh :
Ike Karunia Safitri (21)
Kelas : X MIA 5
![](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
PEMERINTAH
KABUPATEN BLITAR
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA
NEGERI 1 TALUN
JANUARI
2014
“MENGUJI
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN”
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Kimia yang dibimbing oleh Tri Wartomo,S.pd
Oleh :
Ike Karunia Safitri (21)
Kelas : X MIA 5
PEMERINTAH
KABUPATEN BLITAR
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA
NEGERI 1 TALUN
JANUARI
2014
Daftar
Isi
Halaman
Judul.................................................................................................
Kata
Pengantar................................................................................................ i
Daftar
isi.......................................................................................................... ii
Judul
Praktikum................................................................................................ 1
Praktikan......................................................................................................... 1
Rumusan
masalah............................................................................................ 1
Tujuan
Praktikum............................................................................................. 1
Dasar
Teori...................................................................................................... 1
Alat
dan Bahan................................................................................................ 9
Prosedur
Percobaan......................................................................................... 10
Data
pengamatan............................................................................................. 11
Pembahasan.................................................................................................... 12
Jawaban
Pertanyaan........................................................................................ 14
Kesimpulan...................................................................................................... 16
Daftar
Pustaka................................................................................................. 18
I.
Judul
Praktikum
“Menguji Daya Hantar
Listrik Larutan”
II.
Praktikan
Nama
Praktikan
|
No.
Absen
|
NIS
|
Kelas
|
Tanggal
Pelaksanaan Praktikum
|
Ike
Karunia Safitri
|
21
|
11922
|
X
MIA 5
|
21
Januari 2014
|
III.
Rumusan
Masalah
ü Bagaimanakah
gejala-gejala hantaran listrik melalui larutan?
ü Apa
yang memedakan larutan elektrolit dan non elektrolit?
ü Apa
saja peredaan larutan elektrolit lemah dan larutan elektrolit kuat?
IV.
Tujuan
Praktikum
ü Dapat
mengamati gejala-gejala hantaran listrik melalui larutan.
ü Dapat
membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit.
ü Dapat
membedakan larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
V.
Dasar
Teori
1. Ikatan
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik
ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika
kuantum. Dalam
prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori
kuantum atau penjelasan
kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam
menjelaskan ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan
dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia
menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu
ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat.
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan
kovalen dan ikatan
ion dianggap sebagai
ikatan "kuat", sedangkan ikatan
hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap sebagai ikatan "lemah". Hal yang
perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" yang paling kuat dapat
lebih kuat daripada ikatan "kuat" yang paling lemah.
Ikatan ion
Ikatan ion atau ikatan
elektrokovalen adalah jenis ikatan
kimia yang dapat
terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya
tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya
tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk
kation (Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk
membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik
untuk membentuk natrium klorida.
1.1.1 Pembentukan
Ikatan Ion
Telah diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium
klorida terjadi karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam
dengan reaktivitas tinggi karena mudah melepas elektron dengan energi ionisasi
rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan
elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka
atom klorin akan menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion
positif dan klorin menjadi ion negatif. Adanya ion positif dan negatif
memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk natrium
klorida.
Ikatan ion hanya dapat tebentuk apabila
unsur-unsur yang bereaksi mempunyai perbedaan daya tarik electron
(keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan
keelektronegati-fan yang besar ini memungkinkan
terjadinya serah-terima elektron. Senyawa biner
logam alkali dengan golongan halogen semuanya
bersifat ionik. Senyawa logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk
beberapa senyawa yang terbentuk dari berilium.
1.1.2 Susunan Senyawa Ion
Aturan oktet menjelaskan bahwa dalam pembentukan natrium klorida,
natrium akan melepas satu elektron sedangkan
klorin akan menangkap satu elektron. Sehingga terlihat
bahwa satu atom klorin membutuhkan satu atom natrium.
Dalam struktur senyawa ion natrium klorida,
ion positif natrium (Na+) tidak hanya
berikatan dengan satu ion negatif klorin (Cl-) tetapi satu ion Na+
dikelilingi oleh 6 ion Cl- demikian juga
sebaliknya. Struktur tiga dimensi natrium klorida dapat
digunakan untuk menjelaskan susunan senyawa ion.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah
sejenis ikatan kimia yang
dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang saling terbagi (kongsi elektron)
di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan
yang terbentuk di antara atom-atom ketika mereka berbagi elektron dikenal
sebagai ikatan kovalen.
Ikatan kovalen
terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-atom yang membentuk
ikatan kimia. Atom yang
memiliki nilai
elektronegativitasnya sama atau mirip, jika berinteraksi akan terjadi pemakaian electron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Pada
umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam.
Hampir semua senyawa
kovalen terbentuk dari
atom-atom non-logam. Dua atom nonlogam saling menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron yang
dijadikan milik bersama. Senyawa yang berikatan kovalen juga disebut senyawa
kovalen.
Pengukuran
dilaboratorium menunjukkan bahwa pada umumnya ikatan yang nyata tidak
sepenuhnya kovalen tetapi memiliki campuran sifat
ionic dan kovalen.
Ikatan yang dicirikan oleh perpindahan muatan secara parsial disebut kovalen
polar. Pada umumnya semakin besar perbedaan kelektronegarifan maka semakin polar senyawanya.
1.2.1 Ikatan Kovalen Polar
Jika dua atom non
logam berbeda kelektronegatifannya berikatan, maka pasangan electron ikatan akan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif.
Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron
persekutuan akan bergeser ke arah atom yang lebih elektronegatif akibatnya
terjadi pemisahan kutub
positif dan negatif.
Dalam senyawa HCl
ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga pasangan
elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif
sedangkan Cl relatif menjadi elektronegatif. Gambar senyawa HCl dapat diklik
disini
Pada umumnya jika
ikatan kovalennya polar dan bentuk molekul asimetris maka senyawanya polar.
Contoh: HCl. HBr, NH3, H2O, PCl3, CH3COOH,
C2H5OH
1.2.2 Ikatan Kovalen Non Polar
Ikatan kovalen non polar memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
bentuk molekul yang terjadi simetris
b.
beda keelektronegatifan antaratom yang berikatan sangat kecil dan mendekati nol
c.
tidak terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom pusat.
contoh molekul yang berikatan kovalen
murni dan bersifat nonpolar adalah CH4. CO2, BeCl3,
BeCl4, C2H6
Pada umumnya bila suatu unsure non
logam bersenyawa dengan unsure logam lain, masing-masing atom akan
menyumbangkan electron untuk digunakan bersama membentuk ikatan kovalen. Pada
dasarnya untuk menggambarkan ikatan kovalen polar maupun non polar yaitu dengan
menggunakan struktur lewis. Struktur lewis adalah lambing atom yang dikelilingi
sejumlah electron valensi yang akan disumbangkan dari setiap atom yang
akan berikatan, electron yang akan disumbangkan adalah electron yang belum
berpasangan.
- Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit
Larutan Elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam
bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan
menjadi konduktor elektrik,
ion-ion merupakan atom-atom
bermuatan elektrik.
Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia
lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam,
basa
atau garam.
Beberapa gas
tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada
suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam,
basa,
dan garam
kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar.
Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh
ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl
dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid
dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat
berfungsi sebagai elektrolit.
2.1.1Larutan
Elektrolit Kuat
Lrutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna
menjadi ion-ion ehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion.
Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka NaCl
akan terurai sempurna menjadi ion Na+ dan Cl-. Perhatikan
reaksi berikut.
2.1.2
Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit
lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala,
tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak
semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan
hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam
persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah
(bolak-balik).
Larutan Non Elektrolit
larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit,
molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang
bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
No
|
Persamaan dan Perbedaan
|
|
Elektrolit Kuat
|
Elektrolit Lemah
|
|
1
2
3
4
|
Terionisasi
sempurna
Menghantarkan
arus listrik
Lampu menyala terang
Terdapat gelembung gas
|
Terionisasi sebagian
Menghantarkan arus listrik
Lampu menyala redup
Terdapat gelembung gas
|
- Ionisasi
Ionisasi adalah proses fisika
dari pengubahan atom atau molekul menjadi sebuah ion dengan menambahkan atau
menyingkirkan partikel bermuatan seperti elektron. Proses ionisasi berlangsung
secara berbeda bergantung pada produk yang akan dihasilkannya, ion yang
bermuatan positif atau ion yang bermuatan negatif.
Ion yang bermuatan positif dihasilkan
ketika sebuah elektron yang terikat pada atom (atau molekul) menyerap cukup energi
untuk lepas dari potensi listrik yang mengikatnya. Energi ini menyebabkan
elektron terlepas dari ikatan atom dan menjadi elektron bebas. Energi yang dibutuhkan untuk proses ini disebut energi
ionisasi atau potensial ionisasi.
Ion bermuatan
negatif dihasilkan ketika elektron bebas bertumbukan dengan atom. Kemudian,
elektron ini terperangkap dalam lapisan potensial listrik atom tertentu dan melepas kelebihan
energi akibat proses tumbukan.
Secara umum,
ionisasi dapat dibagi menjadi dua tipe: ionisasi sekuensial dan ionisasi non-sekuensial.
Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion
hanya didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan.
Seperti contoh, ion bermuatan +2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1
atau +3 saja.
3.1 Energi Ionisasi
Seperti telah
dibahas, energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari kulit paling luar suatu atom. Kemudian, ternyata ada tingkatan-tingkatan
dalam energi ionisasi.
Energi ionisasi
pertama adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar
(elektron yang paling mudah dilepaskan) dari atom dalam wujud gas untuk menghasilkan ion gas yang bermuatan 1+.
Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ/mol
(kilojoule per mol). Nilainya bervariasi dari 381 kJ/mol (yang sangat rendah)
hingga 2370 kJ/mol (yang sangat tinggi). Semua unsur mempunyai energi ionisasi pertama.
Helium (E.I pertama = 2370 kJ/mol) secara alami
tidak dapat membentuk ion positif karena energi ionisasinya sangat besar.
Energi ionisasi kedua adalah energi
yang dibutuhkan untuk melepas satu lagi elektron terluar dari atom dalam wujud
gas setelah elektron pertama berhasil dilepaskan untuk membentuk ion gas yang
bermuatan 2+. Energi ionisasi kedua suatu unsur biasanya selalu lebih besar daripada
ionisasi pertamanya.
3.2
Faktor yang Mempengaruhi Energi Ionisasi
Energi ionisasi menunjukkan seberapa
besar energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron dari tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan inti
terhadap elektron sangat kuat. Sehingga semakin kuat tarikan inti, energi
ionisasinya akan semakin tinggi. Besarnya tarikan inti dipengaruhi oleh:
3.2.1
Muatan inti, semakin banyak proton dalam inti maka muatan intinya akan semakin
positif sehingga tarikan inti terhadap elektron semakin kuat.
3.2.2
Jarak elektron dari inti. Tarikan inti terhadap elektron berbanding
terbalik dengan jaraknya. Elektron yang lebih dekat dengan inti akan ditarik lebih kuat dibandingkan dengan
elektron yang berada pada lapisan terluar atom.
VI.
Alat
dan Bahan
Alat :
ü Sumber
arus DC
ü Kabel
ü Gelas
kimia
ü Bola
lmpu
ü Elektroda
ü Saklar
Bahan :
ü Larutan
garam dapur (NaCl) secukupnya
ü Larutan
asam cuka (CH3COOH)secukupnya
ü Larutan
asam klorida (HCL) secukupnya
ü Larutan
natrium hidroksida (NaOH) secukupnya
ü Larutan
asam sulfat (H2SO4) secukupnya
ü Larutan
gula (C12H22O11) secukupnya
ü Larutan
urea (CO(NH2)2) secukupnya
ü Larutan
ammonia (NH4OH) secukupnya
ü Alkohol
(C2H5OH) secukupnya
ü Air
sumur / kran (H2O) secukupnya
VII.
Prosedur
Percobaan
1. Kita
harus menyiapkan 10 gelas kimia 100 mL dan kemudian memberi label 1 sampai 10, selanjutnya
didisi dengan larutan NaCl, CH3COOH,
HCL, NaOH, H2SO4, C12H22O11, NH4OH, C2H5OH,
H2O secara berurutan.
2. Langkah
kedua merangkai lampu kecil, kabel, baterai, dan elektroda karbon yang telah
disediakan menjadi rangkaian listrik. Kemudian dicek hingga lampu benar-benar
menyala jika electrode dihubungkan.
3. Selanjutnya,
mengambil satu buah gelas kimia dan kemudian diisi dengan larutn NaCl hingga 75
mL. Celupkan kedua electrode karbon ke dalam larutan. Amati apa yang terjadi
pada lampu dan elektroda, mencatat hasil pengamatan dan memasukkan ke dalam tabel pengamatan sesuai dengan larutan
di atas.
4. Mengulangi
percobaan seperti langkah no. 3 untuk larutan lainnya, volume larutan dan
kedalaman electrode harus sama.
Perhatian : kedua elektroda harus dicuci bersih
dan dikeringkan dengan tisu sebelum dicelupkan ke dalam larutan yang akan
diuji.
VIII.
Data
Pengamatan
No
|
Larutan
|
Nyala Lampu
(Terang, redup, tidak menyala.)
|
gelembung Udara (ada, tidak,
banyak, sedikit)
|
1
|
Larutan garam dapur (NaCl)
|
Terang
|
Banyak
|
2
|
Larutan asam cuka (CH3COOH)
|
Tidak menyala
|
Sedikit
|
3
|
Larutan asam klorida (HCL)
|
Terang
|
Banyak
|
4
|
Larutan natrium hidroksida
(NaOH)
|
Terang
|
Banyak
|
5
|
Larutan asam sulfat (H2SO4)
|
Terang
|
Banyak
|
6
|
Larutan gula (C12H22O11)
|
Tidak menyala
|
Tidak ada
|
7
|
Larutan urea (CO(NH2)2)
|
Tidak menyala
|
Tidak ada
|
8
|
Larutan ammonia (NH4OH)
|
Tidak menyala
|
Ada, sedikit
|
9
|
Alkohol (C2H5OH)
|
Tidak menyala
|
Tidak ada
|
10
|
Air sumur / kran (H2O)
|
Tidak menyala
|
Ada, sedikit
|
IX.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan untuk menguji
daya hantar listrik pada larutan. Kami mendapatkan data yang dapat kita lihat di Tabel Pengamatan. Berikut
merupakan penjelasan dari data tersebut :
1. Larutan
garam dapur (NaCl)
Larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena
semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion Na+ dan Cl-
(terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang.
Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
2. Larutan
asam cuka (CH3COOH)
Larutan CH3COOH dapat menghantarkan arus listrik karena
sebagian molekul CH3COOH dapat terurai menjadi ion H+ dan CH3COO-
(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak
menyala. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit
lemah.
3. Larutan asam klorida (HCl)
Larutan HCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua
molekul NaCl dapat terurai menjadi ion H+ dan Cl-
(terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang.
Sehingga larutan HCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
4. Larutan natrium hidroksida (NaOH)
Larutan NaOH dapat menghantarkan arus listrik karena
semua molekul NaOH dapat terurai menjadi ion Na+ dan OH-
(terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang.
Sehingga larutan NaOH dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
5. Larutan Asam Sulfat (H2SO4)
Cara
kerja larutan H2SO4 hingga
dapat menyalakan lampu adalah sebagai berikut, senyawa H2SO4 akan terionisasi
sehingga menjadi ion positif (H+) dan negatif (SO42-)
yang bergerak bebas. Selanjutnya ion H+ akan menuju
elektroda negatif (katoda) dan ion SO42- akan menuju
elektroda positif (anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang
menghantarkan listrik. Lampu akan mati ketika tidak ada lagi
yang dapat terionisasi. Persamaan reaksi ionisasi larutan asam sulfat
digambarkan dengan:
H2SO4 ---> H+ +
SO42-
6. Larutan gula (C12H22O11)
Larutan gula
dikelompokkan menjadi larutan nonelektrolit karena larutan gula tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai dengan keadaan lampu yang tidak
menyala saat elektroda dicelupkan ke dalam larutan gula.
Larutan
gula merupakan larutan non elektrolit karena pada larutan ini tidak terjadi
proses ionisasi, melainkan hanya proses pelarutan biasa.
C12H22O11(s) ---> C12H22O11
(aq)
7 Larutan urea
Urea (CO(NH2)2) merupakan
non elektrolit, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit,
lampu mati dan tidak terdapat gelembung gas. Dalam Larutan non elektrolit
molekulnya tidak mengalami ionisasi atau tidak teruai menjadi ion-ion positif
maupun negatif.
8 Larutan amonia (NH3)
Larutan NH3 dapat menghantarkan arus listrik
karena sebagian molekul NH3 dapat terurai menjadi ion H2+2
dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara
sedikit dan lampu tidak menyala. Sehingga larutan NH3 dapat
digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
9. Alkohol
Larutan Alkohol (C2H5OH)
tidak termasuk larutan elektrolit, karena lampu tidak menyala dan juga tidak
menghasilkan gelembung pada kedua elektroda.
10 Air sumur (H2O)
Larutan H2O dapat menghantarkan arus listrik
karena sebagian molekul H2O dapat terurai menjadi ion H2+2
dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara
sedikit dan lampu tidak menyala. Sehingga larutan H2O dapat
digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
X. Jawaban Pertanyaan
1.Gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui
larutan?
Jawab :
Yang menandai terjadinya hantaran melalui larutan pada
praktik ini adalah menyalanya lampu dan adanya gelembung udara yang dihasilkan
oleh larutan.
2. Kelompokkan bahan-bahan yang diuji ke dalam larutan
elektrolit dan non elektrolit!
Jawab :
No
|
Larutan
Elektrolit
|
No
|
Larutan Non
Elektrolit
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Larutan
garam dapur (NaCl)
Larutan
asam cuka (CH3COOH)
Larutan
asam klorida (HCl)
Larutan
natrium hidroksida (NaOH)
Air
sumur (H2O)
Larutan
Amonia / NH3
Larutan
asam sulfat (H2SO4)
|
1
2
3
|
Larutan
gula (C12H22O11)
Alkohol
Urea
|
3.
Kelompokkan bahan-bahan yang diuji ke dalam elektrolit kuat (lampu menyala) dan
elektrolit lemah (lampu tidak menyala)!
Jawab :
No
|
Larutan
Elektrolit Kuat
|
No
|
Larutan
Elektrolit Lemah
|
1
2
3
4
|
Larutan
garam dapur (NaCl)
Larutan
asam klorida (HCl)
Larutan
natrium hidroksida (NaOH)
Larutan
asam sulfat (H2SO4)
|
1
2
3
|
Larutan
asam cuka (CH3COOH)
Air
sumur / karena (H2O)
Larutan
Amonia / NH3
|
4.
Di antara larutan elektrolit itu, larutan manakah yg zat terlarutnya tergolong
:
a. Senyawa ion
b. Senyawa
kovalen
Jawab :
No
|
Senyawa Ion
|
No
|
Senyawa Kovalen
|
1
2
|
Larutan
garam dapur (NaCl)
Larutan
natrium hidroksida (NaOH)
|
1
2
3
4
5
|
Larutan
asam klorida (HCl)
Larutan
asam sulfat (H2SO4)
Larutan
asam cuka (CH3COOH)
Air
sumur (H2O)
Larutan
Amonia / NH3
|
5. Apakah penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan
arus listrik?
Jawab :
Karena telah terjadi reaksi ionisasi pada larutan
elektrolit, yaitu pembentukan ion + dan ion – dari suatu zat elektrolit dalam
air. Sehingga larutan elektrolit tersebut dapat menghantarkan arus listrik.
XI.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang kami lakukan, maka kami menyimpulkan sebagai berikut.
1. Larutan yang dapat
digolongkan sebagai larutan elektrolit adalah larutan yang apabila kita aliri
dengan arus listrik maka larutan tersebut dapat menyalakan bohlam dan/atau
terjadi gelembung udara pada larutan.
2. Larutan yang digolongkan
sebagai larutan non elektrolit apabila larutan yang dialiri listrik tidak
menyebabkan lampu menyala dan tdak memilki gelembung udara.
3. Larutan elektrolit
dibedakan lagi menjadi 2 berdasarkan terang atau redup nyala lampunya dan
berdasarkan banyak atau sedikitnya gelembung udaranya. Larutan yang memiliki
nyala lampu terang dan bergelembung uadara banyak dapat digolongkan sebagai
larutan elektrolit kuat sedangkan yang memiliki nyala redup atau tidak menyala
dan bergelembung udara sedikit saat dialiri listrik digolongkan sebagai larutan
elektrolit lemah.
Daftar Pustaka
Alvachemis.2012.Daya Hantar Listrik Larutan
(Online) http://fajri-alchemis.blogspot.com/2012/04/daya-hantar-listrik-larutan.html.
Diakses 24 Januari 2014
Candra.2012.Laporan Praktikum Kimia
(Online) http://candradayanti.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-kimia.html.
Diakses 26 Januari 2014
Hakim, Abdul.2011. Percobaan
kimia (Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit)
(Online)
http://sainscamp.blogspot.com/2011/05/percobaan-kimia-larutan-elektrolit-dan.html.
Diakses 27 Januari 2014
Tanpa
nama.2012.Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
(Online) http://pasihahtetrasianoferat.wordpress.com/kelas-x/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit/.
Diakses 25 Januari 2014
Tanpa
nama.2013.Menguji Daya Hantar Listrik
Larutan
(Online) http://tafiasabilaaa.blogspot.com/2013/01/menguji-daya-hantar-listrik-larutan.html.
Diakses 29 Januari 2014
Utomo,
Galih.2010.Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit
(Online) http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.html.
Diakses 25 Januari 2014
Mantap membantu bangettt
BalasHapus