ANGIOSPERMAE
Makalah
Disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi yang dibimbing oleh Sayudi
Purwanto, S.Pd, M.Pd
Oleh:
Alik
Kinanti Rahayu (04)
Alvi
Muvida (05)
Fernanda
Dwi K. (19)
Ike
Karunia Safitri (21)
Shyntyaning
Dyah Ayu M (32)
Kelas:
X MIA 5
SMA NEGERI 1 TALUN
JANUARI 2014
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar.................................................................................................
i
Daftar isi..........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Angiospermae.................................................................................
3
2.2 Pengertian Angiospermae............................................................................
3
2.3 Ciri-ciri Angiospermae..................................................................................
4
2.4 Daur Hidup Angiospermae............................................................................
8
2.4.1 Jenis Reproduksi pada Angiospermae.....................................................
10
2.5 Klasifikasi Angiospermae..............................................................................
14
2.5.1 Kelas Dikotil.........................................................................................
16
2.5.2 Kelas Monokotil...................................................................................
20
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………….................................................... 26
3.2 Saran..........................................................................................................
26
Daftar pustaka..................................................................................................
27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk
dalam Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi daratan
lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga.
Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat
berupa akar misalnya wortel, kangkung, buah-buahan misalnya apel, mangga,
pisang, pepaya; buah dan biji Leguminosae, buah kariopsis dari Graminae
misalnya padi dan jagung. Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan
jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di
dalamnya tumbuhan Graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang,
bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki
pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh tersebar; daun mahkota
bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar
Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah tumbuhan dikotil. Kelompok
tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan penghasil
makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan
daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota
bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang disebut dengan Angiospermae
(Tumbuhan berbiji terbuka)?
2.
Apa saja ciri-ciri Angiospermae?
3.
Bagaimana daur hidup Angiospermae?
4.
Ada berapa pengklasifikasian Angiospermae?
5.
Apa perbedaan Dikotil dan Monokotil?
1.3 Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui tentang Angiospermae
(Tumbuhan berbiji terbuka).
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri Angiospermae.
3.
Dapat menjelaskan daur hidup
Angiospermae.
4.
Mengetahui pengklasifikasian
Angiospermae.
5.
Untuk menjelaskan perbedaan Dikotil dan
Monokotil.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Angiospermae
Sejarah
penemuan Angiospermae tidak terlepas dari penemuanRobert Brown pada tahun 1827
karena, Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690)
bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan
dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah
achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau
bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini
dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan
sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
2.2
Pengertian Angiospermae
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata
angio yang berarti bunga dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji, jadi
Angiospermae adalah tumbuhan berbiji yang tertutup tertutup. Mengapa dikatakan
tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan
yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah. Kemudian bakal
buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal
biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Tumbuhan biji tertutup
memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji
terbuka, karena anggota Angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan lebih dari
250.000 spesies. Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia ini. Ada
banyak factor yang menentukan sehingga angiospermae terdapat di mana-mana. Di
antaranya adalah,
1. mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. membentuk buah, bunga dan biji.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).
1. mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. membentuk buah, bunga dan biji.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).
2.3
Ciri-ciri Angiospermae
Angiospermae
memiliki ciri utama yaitu, bakal bijinya berada di dalam megasporofil yang
termodifikasi menjadi daun buah ( karpel) sehingga serbuk sari harus menembus
jaringan daun buah untuk mencapai bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya
daun dan buah berdaging tebal, misalnya pada manga, jeruk, dan semangka. Pada
kacang-kacangan, misalnya buncis, kapri, kacang panjang daun buah berupa kulit
polong yang tipis. Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan
pada saat mengalami dormansi (tidak aktif). Dormansi yang dimaksud di sini
adalah, Dormansi
yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (Dorman). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun
pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan
kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi
dan memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009).
Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Ada yang berupa tumbuhan
berbunga terkecil berdiameter sekitar 2 mm, misalnya wolffia, hingga pohon
raksasa dengan tinggi lebih dari 100 m, misalnya pohon gom. Tubuh Angiospermae
terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Akarnya ada yang serabut da nada
pula yang tunggang, ada batang yang berkambium serta ada pula yang tidak
memiliki cambium. Angiospermae memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh
serat dengan dinding sel tebal dan berlignin. Sedangkan daunnya juga mempunyai
beberapa tipe daun antara lain, lurus, menyirip dan menjari.
2.2.1
Ciri Khusus Angiospermae
Tumbuhan berbunga dibedakan
dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri terwariskan) yang khas
dikembangkan oleh kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini terletak pada bagian
reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut:
·
Bunga
Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup dikarenakan bakal
biji yang dimiliki tumbuhan ini dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan
ini juga telah memiliki bunga yang sesungguhnya, memiliki bentuk dan
susunan urat daun yang beranekaragam. Ada daun yang pipih, sempit,
ataupun lebar, dan susunan urat daunnya ada yang menyirip, menjari,
melengkung, ataupun sejajar seperti pita. Alat perkembangbiakan secara
generatif berupa bunga. Macam-macam bunga:
1) Bunga lengkap
1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga tanpa terkecuali,
yaitu tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik.
Contohnya adalah bunga mawar, melati (Jasminum sambac), dan bunga sepatu.
2) Bunga tidak lengkap
2) Bunga tidak lengkap
Merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga.
Contohnya adalah bunga tanaman rumput-rumputan yang tidak memiliki mahkota
bunga.
3) Bunga sempurna
3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik
sekaligus, selain itu juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain.
Contohnya adalah bunga sepatu.
4) Bunga tidak sempurna
Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau
hanya memiliki putik saja, selain itu juga memiliki bagian-bagian bunga
yang lain. Contohnya adalah bunga salak, bunga kelapa, jagung, dan
melinjo. Bunga yang hanya memiliki benang sari biasa disebut juga sebagai
bunga jantan dan bunga yang hanya memiliki putik saja biasa disebut
sebagai bunga betina.
Gambar 2.1 Struktur bunga
·
Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan
daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan
berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah
berevolusi untuk dapat beradaptasi denganpenyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga
memperluas jangkauan ruang hidupnya.
·
Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada
dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel)
sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan,
di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan.
Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada
Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
·
Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah
pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan,
karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi
adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu
proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
·
Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada
gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya
tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji.
Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan.
Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku
ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.
·
Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas
Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam
perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga
memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam
perkembangannya.
2.4
Daur Hidup Angiospermae
Tumbuhan
berbunga yang sering kita temui sehari-hari merupakan generasi gametofit (2n)
yang dominan. Seperti pada gymnospermae, generasi gametofit pada Angiospermae juga
mengalami reduksi. Angiospermae bersifat herospora. Bunga sporofit akan
menghasilkan megaspore dan mikrospora.
Siklus
hidup Angiospermae adalah sebagai berikut,
1) Bunga
pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel induk
mikrospora (2n)
2) Sel
induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosismenghasilkan
mikrospora yang haploid (n)
3) Mikrospora
(n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir
serbuk sari yang haploid (n)
4) Pada
bakal biji terdapat sel induk megaspore (2n). sel induk megaspore membelah
secara meiosis menghasilkan empat sel megaspore (n). namun, hanya satu sel
megaspore yang hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi (mati)
5) Megaspore
yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau sel
kantung embrio). Inti kandung lembaga membelah secata mitosis tiga kali
berturut-turut. Pembelahan inti tersebut tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma, disebut kariokinesis.
Dari kariokinesis dihasilkan delapan inti (nucleus) yang akan tumbuh menjadi
satu ovum (n), dua sinergid (n), tiga antipoda (n), dan dua inti polar yang
bersatu disebut Inti Kandung Lembaga
Sekunder (2n).
6) Bila
terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh (tabung)
serbuk sari yang intinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua inti,
yaitu satu inti generatif (n) dan satu inti vegetatif (n) membelah lagi secara
kariokinesis sehingga ;menghasilkan dua inti, yaitu sati inti sperma I (n) dan
satu inti sperma II (n).
Gambar 2.2 Siklus
hidup Angiospermae
Link :
http://boniephoel.wordpress.com/2011/02/15/spermathophyta-tumbuhan-berbiji/
7) Setelah
pembuluh serbuk sari sampai di mikropil, inti vegetatif mengalami degenerasi.
Inti sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zygot (2n). Inti sperma II
(n) membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan menghasilkan endosperma
(3n). pembuahan dada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
8) Zygot
(2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan
makanan bagi embrio. Struktur yang meliputi embrio, endosperma dan selaput
biji, disebut biji. Ketika biji tumbuh menjadi biji, ovarium akan berkembang
menjadi buah yang melindungi biji dan membantu pemencarannya. Bila biji jatuh
ke tempat yang sesuai maka akan timbuh menjadi sporofit baru.
2.4.1 jenis Reproduksi
Angiospermae
1. Reproduksi Generatif
Dalam
siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
a) Gametogenesis
Yaitu pembentukan gamet (sel
kelamin). Terjadi di bagian bunga.
Gambar 2.3 Struktur Bunga
Link
: http://aslammahmudi.blogspot.com/2012/03/kingdom-regnum-plantae_17.html
Gambar 2.4 Pembentukan Gametofit jantan
Link
:http://aslammahmudi.blogspot.com/2012/03/kingdom-regnum-plantae_17.html
Gambar 2.5
Pembentukan Gametofit Betina
Link :
http://aslammahmudi.blogspot.com/2012/03/kingdom-regnum-plantae_17.html
b) Penyerbukan (Polinasi)
Yaitu
jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae) atau
melekatnya serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae).
Macam Penyerbukan :
1) Berdasar asal serbuk sari
- Autogami
(penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama (satu
bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami
- Geitonogami
(penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain tapi masih satu
individu.
- Alogami ( xerogami
) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari individu lain
tapi masih dalam satu jenis.
- Bastar ( hibridogami) , yaitu bila serbuk sari
berasal dari yang lain jenis.
2) Berdasar Faktor yang membantu:
- Anemogami,
yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk sari kering,
lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
- Hidrogami,
yaitu penyerbukan dengan bantuan air.
- Zoidiogami,
yaitu penyeerbukan dengan bantuan hewan.
- Kiropterogami , yaitu penyerbukan
dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga yang mekar di malam hari.
- Entomogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan serangga. Ciri : bunga yang menghasilkan nektar / polen / madu.
- Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan
bantuan burung.
- Malakogami, yaitu
penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
- Antropogami,
yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia. Ciri : bunga yang tidak mampu
melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini disebabkan benang sari atau putik tidak
matang bersamaan.
- Protandri, yaitu
bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik.
- Protogeni, yaitu
bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.
b) Pembuahan (fertilisasi)
Yaitu
proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum). Setelah
penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh serbuk sari,
selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di dalam ovula.
Ovula adalah struktur sporofit yang mengandung megasporangium dan gametofit
betina. Pembuahan antara gamet jantan dan betina akan menghasilkan embrio
(lembaga). Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji disebut juga embriophyta
siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya
terjadi melalui pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat
bipolar (dwipolar), karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang
membentuk batang dan daun, sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran.
Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan
berbiji :
1) Pembuahan Tunggal (pembuahan yang
terjadi satu kali pembuahan), yaitu peleburan gamet jantan dan gamet
betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae.
2) Pembuahan Ganda (pembuahan yang
terjadi dua kali pembuahan),
yaitu:
- peleburan inti sperma
>< ovum , menghasilkan zygot (embrio).
- peleburan inti sperma
>< kandung lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk cadangan
makanan).
- Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
- Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
Gambar 2.6 Pembuahan Ganda
Link
: http://aslammahmudi.blogspot.com/2012/03/kingdom-regnum-plantae_17.html
. Reproduksi Vegetatif
yaitu cara reproduksi tanpa melalui
perkawinan (fertilisasi) gamet jantan dan betina. Sifat dari
reproduksi vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang
identik (sifat sama) dengan induknya.
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
a. Alami , cara perbanyakan yang
dilakukan oleh organ vegetatif tumbuhan tanpa bantuan manusia.
Organ vegetatif yang berperan antara lain :
- Rhizoma (rimpang/akar
tinggal); batang yang menjalar secara horisontal dalam tanah menyerupai
akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.
- Stolon (geragih);
batang yang menjalar di atas tanah. Misal : arbei (stroberi), daun kaki kuda (Centela
asiatica)
- Umbi Lapis (Bulbus);
batang berukuran pendek yang dikelilingi daun berlapis-lapis. Misal: bawang
merah (Allium cepa).
- Umbi Batang ; batang
yang membengkak di dalam tanah. Misal : ubi jalar, kentang.
- Tunas ; bagian batang
yang memiliki bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan sebagainya.
- Daun ; bagian tepi
daun yang memiliki jaringan meristem. Misal : Cocor Bebek.
- Kormus ; pangkal
batang yang membesar dan memiliki beberapa kuncup. Misal : bunga tasbih,
gladiol.
b. Buatan; cara perbanyakan
yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan manusia.
Macam reproduksi vegetatif secara
buatan :
- Mencangkok
- Menempel (okulasi)
- Menyambung
- Menyetek
- Merunduk
- Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan usaha perbanyakan
tanaman dengan memanfaatkan sifat totipotensi . Totipotensi
adalah kemampuan beberapa sel tanaman yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
2.5 Klasifikasi Angiospermae
Angiospermae
dibagi menjadi dua kelas yaitu dikotil dan monokotil. Perbedaan dua kelas ini
adalah :
1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
9. Tipe berkas pengangkut
- Monokotil : Kolateral tertutup
- Dikotil : Kolateral terbuka
- Monokotil : Kolateral tertutup
- Dikotil : Kolateral terbuka
Gambar 2.7 Dikotil
dan Monokotil
http://sdngundih.wordpress.com/2010/11/24/tumbuhan-dikotil-dan-monokotil/
2.3.1 Kelas dikotil
Tumbuhan dikotil adalah
tumbuhan yang memiliki biji yang berkeping dua. Beberapa Famili tumbuhan
dicotyledoneae :
1. Euphorbiaceae
Euphorbiaceae
(tumbuhan jarak-jarakan) contohnya yakni tanaman patah tulang, ubi kayu, dan
karet
Euphorbiaceae,
suku kastuba-kastubaan adalah keluarga besar tumbuhan berbunga dengan 300 marga
dan sekitar 7.500 spesies. Sebagian besar tumbuhan, tetapi beberapa,
terutama di daerah tropis, juga semak belukar atau pepohonan. Ada yang
lezat dan menyerupai kaktus.
Suku
ini terdapat terutama di daerah tropis, dengan mayoritas spesies di wilayah
Indo-Malaya dan Amerika tropis. Ada sebagian besar di Afrika tropis,
tetapi tidak banyak atau beragam seperti di kedua daerah tropis
lainnya. Namun, Euphorbia juga memiliki banyak spesies di daerah
non-tropis seperti Basin Mediterania, Timur Tengah, Afrika Selatan, dan Amerika
Serikat selatan.
2. Moraceae
Moraceae, contohnya
beringin dan keluwih
Suku
ara-araan atau Moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini
dimasukkan ke dalambangsa Rosales, klad eurosids I.
Ke
dalam suku ini termasuk beringin, ara, tin, pohon bodhi,
dan murbei.
Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif
tebal, agak berdaging (sukulen), serta dari buahnya yang bukan
merupakan buah sejati
karena terbentuk dari dasar bunga yang membesar
lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah. Bunganya tersembunyi di
dalam "buah" dan diserbuki oleh serangga tertentu
(biasanya dari anggota Hymenoptera).
3. Papilionaceae
Papilionaceae,
contohnya tanaman kacang panjang
Papilionaceae
merupakan nama suku untuk tumbuhan yang berbunga kupu-kupu (papilon=
kupu-kupu). Semua bunga dalam kelompok ini berbentuk seperti kupu-kupu yang
sedang terbang. Sebagian besar dari jenis ini dapat dikonsumsi dan merupakan
komoditas penting dalam kehidupan manusia. Keisimewaan dari suku ini adalah
pada bagian akarnya yang bersimbiosis dengan sejenis bakteri yang dapat
menghisap nitrogen bebas dari udara. Bakteri ini adalah Rhizobium
javanicum , Rhizobium leguminoserum (rhizo=akar). Oleh karena itu,
kelompok tumbuhan ini dikenal sebagai tanaman pupuk hijau.
4. Caesalpiniaceae
Caesalpiniaceae,
contohnya kembang merak dan asam
Nama
suku Caesalpiniaceae merupakan nama suku untuk flamboyan-flamboyanan yang
namanya diambil dari salah satu ahli botani Italia bernama Andrea Caesalpini
(1519-1603). Caesalpiniaceae juga merupakan bagian dari kelompok
polong-polongan yang serbuk sarinya berjumlah 10, namun susunannya tersebar
atau melingkar. Susunan perbungaannya adalah majemuk tidak terbatas. Kelompok
tumbuhan ini sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias peneduh, atau
penghijauan.
5. Mimosaceae
Mimosaceae, contohnya
tanaman sikecut
Mimosoideae adalah
upafamili dari keluarga tumbuhan berbunga Fabaceae (Leguminosae)[2] yang memiliki ciri-ciri
bunga berkelopak kecil dan sejumlah stamen mencolok. Upafamili ini terbagi lagi
menjadi empat tribus: Acacieae, Ingeae, Mimoseae, and Mimozygantheae.[1]
Sejumlah
sistem klasifikasi seperti sistem Cronquist memasukkan
Fabaceae dalam cakupan sempit, sehingga menjadikan Mimisoideae sebuah famili
seperti Mimosaceae. Angiosperm Phylogeny Group memasukkan
Fabaceae dalam cakupan luas.
6. Malvaceae
Malvaceae contohnya
kapas dan waru
Suku
kapas-kapasan atau Malvaceae (baca:/malvase:/) merupakan
kelompok tumbuhan dikotil yang
anggota-anggotanya mencakup sejumlahtanaman budidaya penting,
khususnya sebagai penghasil serat tekstil dan minyak. Manfaat lainnya
adalah sebagai tanaman hias dan farmasetika. Beberapa Malvaceae merupakan
penghasil kayu perdagangan.
Bentuknya
dapat berupa perdu atau pohon. Bunganya menjadi ciri
khasnya yang penting karena biasanya besar dan membentuk corong. Kelopak
bunganya bersatu (tidak terpisah-pisah). Mahkota bunganya lima, tersambung di
bagian pangkal sehingga bila gugur selalu bersama-sama, tidak luruh
sendiri-sendiri. Benang sari biasanya banyak dan tersambung dengan putik.
7. Bombacaceae
Bombacaceae contohnya
durian
Bombacaceae
adalah keluarga dari tanaman berbunga atau Angiospermae termasuk dalam
Malvales. Ciri-ciri dari Bombacaceae ialah:
Berupa
pohon (merupakan pohon yang dapat menjadi tinggi besar), mempunyai sisik dan
rambut-rambut bintang, daun tunggal atau majemuk menjari (palmatus), duduk
tersebar dengan daun penumpu, bunga kadang-kadang besar dengan warna yang
menarik, hermafrodit (bisexual) atau banci, aktinomorf. Terdapat 5 Sepal
(5 helai kelopak), biasanya berlekatan, dalam kuncup berlekatan seperti katup.
Terdapat 5 daun mahkota (petalae) tersusun seperti genting, dan dalam kuncup
seperti terpilin ke satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah
daun mahkota dan duduk berhadapan dengan daun-daun mahkota, kebanyakan
lebih banyak , dapat sampai banyak sekali. Bila jumlahnya besar seringkali
berlekatan membentuk buluh atau tersusun dalam berkas-berkas. Kepala sari beruang
1 sampai 2 atau lebih, serbuk sari dengan permukaan yang licin. Bakal buah
menumpang sampai setengah tenggelam (semi inferus), beruang 2 samapi 5 , tiap
ruang berisi 2 sampai banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga, seringkali pecah
dengan membelah ruang, sisi dalam kulitnya sering berambut. Biji dengan atau
tanpa endosperm, sering bersalut.
8. Rutaceae
Rutaceae contohnya
jeruk keprok
Rutaceae
(Rutaceae) adalah angiosperma, Dicotyledoneae, Sapindaceae tujuan cabang.
Bagian 180 marga dan 1.300 sampai 1.600 spesies, didistribusikan di seluruh
dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis, siswa minoritas sedang. Cina
memiliki 29 genera dan 150 spesies di seluruh bagian utara dan selatan, yang
memproduksi Southwest utama dan Selatan. Gunung Ephedra dan Poncirus endemik ke
China.
9. Myrtaceae
Myrtaceae contohnya
cengkih
Suku
jambu-jambuan atau Myrtaceae merupakan kelompok besar
tumbuh-tumbuhan yang anggota-anggotanya banyak dikenal dan dimanfaatkan
manusia. Di dalamnya termasuk sejumlah tanaman buah-buahan, tanaman hias,
tanaman obat, serta tanaman industri.
Suku
jambu-jambuan dicirikan dengan bunganya yang memiliki banyak kelopak dengan
cacah dasar lima, namun ada juga yang tidak memilikinya, dan banyak benang sari.
Bakal buahnya juga memiliki banyak bakal biji. Anggotanya yang berbentuk pohon mudah dikenal
dari kulit luar batangnya yang seperti kulit mengering tipis dan
terlepas-lepas.
2.3.2 Kelas Monokotil
Tumbuhan
berkeping biji tunggal (monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar
tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun
lembaga. Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi
tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan
Liliidae.
Kelompok
tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan
manusia.Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku
industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan
sebagainya
1. Poaceae
Suku
padi-padian, Poaceae, Glumiflorae, atau Graminae adalah
salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG IIsuku ini termasuk ke
dalam bangsa Poales, klad commelinids (eumonocots).
Anggota
suku ini adalah yang paling tinggi populasinya di dunia karena banyak tanaman
budidaya yang menjadi anggotanya dan ditanam luas sebagai bahan pangan utama.
Di dalamnya termasuk tumbuhan seperti padi, gandum, jagung, jelai, jewawut,
serta sorgum (cantel).
Selain itu, bambu dan tebujuga termasuk di
dalamnya. Bahan pakan ternak
juga banyak memanfaatkan anggota suku ini, seperti rumput gajah dan rumput raja. Anggota suku ini
beberapa di antaranya merupakan tumbuhan pengganggu (gulma) yang penting,
seperti alang-alang dan
rumput bandotan. Ada anggotanya yang merupakan sumber wangi-wangian,
yaitu rumput
akar wangi dan serai (termasuk sitronela).
Pada
umumnya, ciri tumbuhan Poaceae berbatang beruas-ruas, bunga tak bermahkota,
serta daun berbentuk pita.
Gadung (Dioscorea
hispida Dennst., suku gadung-gadungan
atau Dioscoreaceae)
tergolong tanaman umbi-umbian yang cukup populer walaupun kurang mendapat
perhatian. Gadung menghasilkan umbi yang dapat
dimakan, namun mengandung racun yang dapat mengakibatkan pusing dan muntah
apabila kurang benar pengolahannya. Produk gadung yang paling dikenal adalah
dalam bentuk keripik meskipun
rebusan gadung juga dapat dimakan. Umbinya dapat pula dijadikan arak
(difermentasi) sehingga di Malaysia dikenal
pula sebagai ubi arak, selain taring pelandok.
3. Bromelia
Bromelia adalah
kelompok tanaman yang bernaung di bawah keluarga Bromeliaceae yang
terdiri atas sekitar 3000 spesies dan ratusan hingga ribuan hibrida. Asal
muasal tanaman yang salah satunya adalah nanas yang berasal dari Amerika.
Tercatat hanya satu yang habitat nya di Afrika, yaituPitcairnia
Feliciana.
4. Orchidaceae
Suku
anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan
anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah
hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di
daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal
dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah
dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin.
Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen)
membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat
hidup dari embun dan udara lembap. Orchidaceae adalah sumber inspirasi dari
nama kereta api Argo Anggrek, kereta api eksekutif yang melayani
Surabaya Pasar Turi-Gambir.
5. Araceae
Suku talas-talasan atau Araceae mencakup
berbagai macam tumbuhan monokotil dengan
ciri khas bunga majemuk
bertipe "tongkol" yang berseludang(spatha).
Jenis-jenisnya banyak dikenal orang: sebagian karena dapat dimakan umbinya,
terutama dari genus Alocasia, Colocasia (talas bogor),
sertaAmorphophallus (suweg);
sebagian karena keindahannya sebagai tanaman hias,
seperti Dieffenbachia, Aglaonema (sri rejeki),
dan Anthurium (kuping gajah); dan salah satu
anggotanya memegang rekor sebagai bunga majemuk tunggal terbesar sedunia (bunga
bangkai raksasa, Amorphophallus titanum).
6. Liliaceae
Tanaman
Liliaceae adalah angiosperma, adalah kelas monokotil. Sekitar 230 marga dan
3500 jenis, distribusi di seluruh dunia, tetapi paling melimpah di hangat dan
subtropis. Cina 60 genera dan 560 spesies, di seluruh negeri. Liliaceae baik di
bunga, obat-obatan lain. Beberapa juga bisa dimakan. Allium genus utama,
Smilax, Lilium, Ophiopogon, Polygonatum, aspartat genus Fritillaria spp.
Anemarrhena genus Cymbidium kuntul, paku bunga putih yang endemik ke Cina dan
sebagainya. Sekitar 230 marga dan 3500 jenis, distribusi di seluruh dunia,
tetapi paling melimpah di hangat dan subtropis.
Liliaceae
baik di bunga, obat-obatan lain. Beberapa juga bisa dimakan. Allium genus
utama, Smilax, Lilium, Ophiopogon, Polygonatum, aspartat genus Fritillaria spp.
Anemarrhena genus Cymbidium kuntul, paku bunga putih yang endemik ke Cina dan
sebagainya.
Sebagian
besar herbal. Dengan lampu bawah tanah atau rimpang, batang tegak atau memanjat
seperti, atau pangkal daun cauline, batang daun biasanya alternatif, jarang
yang berlawanan atau whorled. Bunga soliter atau berkumpul menjadi berbagai
macam perbungaan, bunga biasanya biseksual, actinomorfik, kementerian untuk
khas tiga angka tepal 6, petal-seperti, dua, gratis atau bawaan. Benang sari 6,
filamen pemisahan atau bahkan bersama-sama. Ovarium unggul, sering tiga kamar,
kapsul atau berry. Diproduksi dalam hangat dan subtropis.
7. Amaryllidaceae
Suku
bakung-bakungan atau Amaryllidaceae adalah nama botani suatu
suku tumbuhan
berbunga. Tumbuhan ini dapat hidup sepanjang tahun dan
memiliki umbi serta
biasanya bunga yang bentuknya khas. Suku ini memiliki sekitar 60 genus, dengan sekitar
800 spesies.
Beberapa genus yang umumnya ditemukan di kebun adalah, Amaryllis, Caliphruria, Clivia, Crinum, Eucharis,Galanthus, Habranthus, Hippeastrum.
Amaryllidaceae telah
dikenal melalui beberapa sistem klasifikasi sejak abad ke-20.
Walaupun sistem
Cronquist meliputkannya dalam suku bawang-bawangan yang
sangat luas. Sistem
APG II pada tahun 2003 memasukkan Amaryllidaceae
dalam Alliaceae,
bangsa Asparagales yang
merupakan tumbuhan berkeping biji tunggal.
Fay
dan Chase (1996) menggolongkan Agapanthus dalam
Amaryllidaceae sebagai anaksuku Agapanthoideae, sedangkan sistem APG
II menggolongkan Agapanthus ke dalam Alliaceae,
dengan penggolongan yang mungkin sebagai keluarga tersendiri yaitu Agapanthaceae. Agapanthusberbeda
dari Amaryllidaceae karena letak bakal buahnya.
8. Cannaceae
Suku
kana-kanaan atau Cannaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk
ke dalam bangsa Zingiberales, klad commelinids (core
monocots).
Anggotanya ada yang
menjadi tanaman
hias populer,
yaitu kana hias (Canna hybrida). Ada pula
yang rimpangnya dimakan
orang, yaitu ganyong (Canna
edulis).
9. Marantaceae
Suku
patat-patatan atau Marantaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk
ke dalambangsa Zingiberales, klad commelinids (core
monocots).
Hingga
saat ini sekitar 31 marga yang meliputi lebih kurang 550 jenis
tumbuhan Marantaceae yang sudah diketahui dan umumnya ditemukan di
sepanjang daerah tropik, kecuali Australia. Kira-kira setengah marga dan
kira-kira 450 jenis di Neotropical sedangkan marga sisanya dengan kira-kira 100
jenis terdapat di Paleotropic (Clausager & Borchsenius 2003).
Marantaceae merupakan
tumbuhan herba berizoma, sebagian besar tidak memiliki batang, atau batang
bersifat sub-teranean (tertutup dalam tanah). Hanya satu spesis yang memiliki
batang yaitu Donax canniformis yang ditemukan tersebar luas di Tanah
Papua. Marantaceae dapat ditemukan dengan perawakan kecil hingga
herba raksasa yang dapat mencapai ketinggian 6 meter. Secara
morfologi, Marantaceae sangat mirip dengan Zingiberaceae (kelompok
tumbuhan temu-temuan/lengkuas-lengkuasan) dan ada juga yang memiliki daun
sebesar daun pisang yang dijumpai di Prafi (pengamatan pribadi). Walaupun
menunjukan kedekatan dengan Zingiberaceae, Marantaceae mudah
dikenali karena mempunyai ‘pulvinus’ yaitu bagian tangkai daun yang mengembung
di bagian apikal (bagian peralihan antara tangkai daun dan daun). Sifat pembeda
lain antara Marantaceae dan Zingiberaceae adalah sifat
non-aromatik yang dimiliki Marantaceae.
Marga-marga
Marantaceae yang ditemukan di New Guinea adalah Cominsia, Donax,
Phacelophrynium dan Phrynium. Beberapa jenis yang memiliki daun cukup
lebar dari marga Cominsia dan Phrynium, biasanya digunakan oleh
masyarakat asli Papua di daerah pesisir untuk membungkus 'papeda' sehingga
sering ditanam di pekarangan masyarakat untuk keperluan tersebut. Dari keempat
marga tersebut, Cominsia dan Donax merupakan marga tumbuhan
Marantaceae yang ditemukan menyebar hampir di seluruh pesisir wilayah
Tanah Papua.
10. Musaceae
Ciri – ciri dari famili
pisang-pisangan adalah :
1)Batangnya bercabang semu karena tersusun oleh beberapa pelepah daun yang saling membungkus,
2)bertulangan daun sejajar sehingga mudah sobek, dan
3)Memiliki barisan bunga yang banyak.
Contohnya, pisang (Musa paradisiaca) dan pisang kipas (Musa madagaskariensis)
1)Batangnya bercabang semu karena tersusun oleh beberapa pelepah daun yang saling membungkus,
2)bertulangan daun sejajar sehingga mudah sobek, dan
3)Memiliki barisan bunga yang banyak.
Contohnya, pisang (Musa paradisiaca) dan pisang kipas (Musa madagaskariensis)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a) Angiospermae
adalah tumbuhan brbiji tertutup yang paling dominan dijumpai di dunia.
b) Dalam
siklus hidupnya Angiospermae mengalami pembuahan ganda atau lebuh lazim disebut
dengan pergiliran keturunan antra pembuahan (perkembangbikan secara generative
dan vegetative).
c) Ciri
utama tumbuhan ini dalah memiliki bunga. Sel kelamin jantan dari angiospermae
adalah benang sari sedangkan sel kelamin betina adalah putik.
d) Angiospermae
dibedakan menjadi dikotil dan monokotil
e) Keduanya
memiliki beberapa bentuk fisik yang dapat membedakan antara satu dengan yang
lain. Perbedaan tersebut adalah, betuk daun, bentuk batang, kambium pada
batang, berkas pembuluh, kotiledon biji, bentuk bunga, dll.\
f) Angiospermae
ini memiliki beberapa ordo dan kelas yang hamper seluruhnya mudah untuk
dijumpai.
3.2
Saran
Mohon kritik atau saran dari pembaca demi perbaikan lebih lanjut.
Mohon kritik atau saran dari pembaca demi perbaikan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustina,Putri.2011.Caesalpiniaceae Beautiful Flower Famili
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/05/caesalpiniaceae-beautifull-flower.html. Diakses 20 Januari 2014
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/05/caesalpiniaceae-beautifull-flower.html. Diakses 20 Januari 2014
Agustina,Putri.2011.Euphorbiaceae
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/04/euphorbiaceaespurge-family-plants.html. Diakses 19 Januari 2014
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/04/euphorbiaceaespurge-family-plants.html. Diakses 19 Januari 2014
Agustina,Putri.2011.Papilionaceae
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/05/papilionaceae-si-bunga-kupu-kupu.html. Diakses 18 Januari 2014
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/05/papilionaceae-si-bunga-kupu-kupu.html. Diakses 18 Januari 2014
Alfiansyah, Muhammad. 2011.Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
berbiji.html#.UtzAANL-LVQ. Diakses 20
Januari 2014
A,Nadia. 2013. Angiospermae
(online) http://bloggerndesonet.blogspot.com/2013/03/pengertian-tumbuhan-dikotil-dan.html. Diakses 20 Januari 2014
(online) http://bloggerndesonet.blogspot.com/2013/03/pengertian-tumbuhan-dikotil-dan.html. Diakses 20 Januari 2014
Ani. 2012. Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
(online) http://titlebarr.blogspot.com/2012/11/monokotil-a.html. Diakses 20 Januari 2014
(online) http://titlebarr.blogspot.com/2012/11/monokotil-a.html. Diakses 20 Januari 2014
Tanpa Nama.2013.Amaryllidaceae
Tanpa Nama.2013.Araceae
Tanpa Nama.2011.Bombacaceae
Tanpa Nama.2013.Bromelia
Tanpa Nama.2013.Cannaceae
Tanpa Nama.2013. Gadung
Tanpa nama.2013.Marantaceae
(online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Marantaceae. Diakses 20 Januari 2014
Tanpa
nama.2013.Poaceae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar